Bahan jeans atau denim merupakan bahan yang biasanya digunakan untuk pembuatan pakaian informal. Warna biru indigo salah satu warna khas dari bahan denim. Bahan denim termasuk bahan yang tebal dan kuat karena dibuat dari tenunan kepar dengan ciri khas ribbing diagonal.
Awalnya bahan denim hanya digunakan oleh para pekerja tambang. Namun semakin modern ini bahan denim banyak dikembangkan dalam dunia fasyen kelas atas.
Dahulu proses produksi bahan denim dilakukan secara manual dengan proses tenun pakan dan lungsi yang rumit. Seiring berkembangnya teknologi sekarang produksi bahan denim sudah sepenuhnya menggunakan mesin. Pun untuk pewarna khas indigo banyak produsen mulai menggunakan pewarna sintesis karena harganya yang jauh lebih terjangkau.
Berikut tahapan proses produksi bahan denim:
1. Pengumpulan kapas
Pengumpulan serat kapas dibagi berdasarkan panjang serat, semakin panjang serat maka akan semakin bagus dan kuat kain denim yang dihasilkan. Setalah itu kapas-kapas akan melalui proses carding. Proses ini serat akan diurai dan dipintal bersama untuk menghasilkan potongan benang yang lebih tebal.
2. Penggabungan kapas
Untuk memastikan kualitas yang konsisten kapas akan dicampur dengan lapisan setiap bal ke dalam mixer. Di proses ini kapas sudah bersih karena kotoran seperti biji dan gulma sudah disaring. Setelah serat kapas dicampur akan dituang ke dalam tali tebal sliver.
3. Pewarnaan benang
Untuk mempertahankan warna bola-bola benang akan dicelup beberapa kali ke dalam pewarna. Produsen biasanya akan menambahkan sulfur untuk menstabilkan warna tetap sama sampai di akhir proses.
4. Proses pemintalan
Proses tenun denim dilakukan dengan dua metode yaitu pakan dan lungsi sehingga menghasilkan motif silang-silang antara benang biru dan benang putih. Benang biru yang ditenun dengan teknik lungsi ditarik ke atas dan ke bawah pada alat tenun sementara benang putih dengan teknik pakan ditembakkan bolak balik dari seluruh panjang alat tenun.
Pada proses pemintalan ini benang biru akan dibutuhkan lebih banyak daripada benang putih yang mana menghasilkan kain denim bewarna lebih cerah.
Ada metode lain yang dari pertama digunakan yaitu tenun selvage. Teknik ini dilakukan dengan mengurangi ketegangan pada benang untuk menciptakan kain yang lebih lembut dan tahan lama. Namun proses ini memakan banyak waktu, tenaga ahli yang sulit didapat juga biaya yang jauh lebih mahal. Karena itu proses produksi dengan cara ini hanya diprooduksi di Jepang dan Italia.
5. Pelapisan dan penyusutan denim
Setalah itu kain denim akan melalui proses pemanasan dan pengecilan ukuran untuk memastikan kain denim yang terjual tetap memiliki ukuran yang sama. Selain itu kain denim juga harus disikat untuk menghilangkan sisa benang-benang yang lepas.
6. QC denim
Control kualitas pada bahan denim untuk memastikan bahwa warna pada bahan merata sama sebelum dilakukan proses pendistribusian bahan denim
Sumber: ozzakonveksi.com/proses-pembuatan-jeans-denim-dan-mengapa-warnanya-biru/